Senin, 23 Maret 2020

e-learning Fiqih kelas 7f


SHOLAT WAJIB SELAIN SHOLAT 5 WAKTU

A. Ketentuan sholat dan khutbah jum’at
Pembahasan ketentuan sholat dan khutbah jum’at meliputi pengertian shalat jum’at dan hukumnya, syarat wajib dan sahnya shalat jum’at.
1. Pengertian sholat jum’at dan hukumnya
Sholat jum’at adalah sholat wajib dua rokaat yang dilakukan sesudah khutbah pada waktu dzuhur dihari jum’at. Dengan demikian sholat jum’at hanya sekali dalam seminggu. Sholat jum’at hukumnya fardlu a’in bagi setiap muslim laki-laki yang sudah dewasa, berakal, sehat, merdeka, dan tidak sedang musafir. Allah swt berfirman:
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S. al-Jum’ah : 9)
Sholat jum’at tidak wajib bagi wanita, anak-anak, hamba sahaya, orang sakit, dan musafir (orang-orang yang sedang dalam perjalanan).
Rasulullah saw, bersabda yang artinya:
Jum’at itu hak yang wajib dikerjakan oleh setiap orang islam dengan berjama’ah, kecuali empat macam orang, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak-anak, dan orang sakit.(H.R. Abu Daud dari Thariq ibn Syihab: 1067)
2. Syarat wajib dan sah sholat jum’at
Syarat-syarat sholat jum’at meliputi syarat wajib dan syarat sah sholat. Kesua syarat itu harus diketahui dan dipahami oleh seorang muslim.

a. Syarat wajib sholat jum’at
Sholat jum’at wajib dilakukan apabila memenuhi persyaratan berikut:
1. Islam, selain orang islam tidak wajib sholat jum’at
2. Baligh (dewasa), bagi anak-anak tidak wajib sholat jum’at
3. Sehat akal
4. Laki-laki
5. Sehat badan
6. bermukim

b. Syarat sah sholat jum’at
Untuk mendirikan sholat jum’at, harus terpenuhi syarat sah sebagai berikut:
1) Dilaksanakan ditempat-tempat yag sudah tetap
2) Dilaksanakan secara berjama’ah, sedangkan jumlah jamaah tidak ditentukan oleh Rasulullah  saw.
3) Dilaksanakan pada waktu sholat dzuhur.
4) Sholat jum’at diawali dengan dua khutbah.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:
Dari Ibnu Umar berkata,” Rasulullah saw, berkhutbah pada hari jum’at sambil berdiri kemudian duduk kemudian berdiri.(H.R. Muslim:1420).

3. Rukun sholat jum’at
Rukun sholat jum’at sama dengan rukun sholat fardlu. Rukun sholat jum’at adalah:
a. Khatib (lazimnya sekaligus menjadi imam).
b. Jamaah jum’at
c. Dua khutbah dan duduk diantara keduanya.
d. Sholat sua rakaat dengan berjamaah.
4. Sunnah sholat jum’at

Beberapa hal yang disunnahkan bagi orang yang akan melaksanakan sholat jum’at, antara lain:
a. Mandi sebelum berangkat ke masjid
b. Memakai pakaian yang paling bagus (jika ada)
c. Memakai minyak wangi.


Sedangkan dalam internet (http://organisasi.org/pengertian-shalat-jumat-hukum-syarat-ketentuan-hikmah-dan-sunah-solat-jumat) sunnah sholat terdapat 6 macam, yaitu:
1. Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan sholat jum at.
2. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir, mencukur kumis dan memotong kuku.
3. Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol).
4. Menyegerakan datang ke tempat salat jumat.
5.  Memperbanyak doa dan salawat nabi.
6.  Membaca Alquran dan zikir sebelum khutbah jumat dimulai.
5. Hikmah sholat jum’at.

a. Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama dengan barisan shaf yang rapat dan rapi.
b. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.
c. Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan.
d. Sebagai syiar Islam.

6. Ketentuan khutbah jum’at
Pembahasan ketentuan khutbah jum’at meliputi pengertian khutbah jum’at, syarat dan rukun khutbah jum’at, juga adab ketika khutbah sedang berlangsung, beberapa hal yang membatalkan sholat jum’at dan pahala sholat jum’at.
a. Pengertian khutbah jum’at
Khutbah jum’at adalah pidato tentang ajaran agama Islam sebagai rangkaian sholat jum’at. Khutbah jum’at dilaksanakan sebelum sholat jum’at.
b. Syarat dan rukun khutbah jum’at

Khutbah jum’at dilakukan sebelum sholat dikerjakan. Khutbah jum’at baru dianggap sah apabila
syarat dan rukunnya terpenuhi.
a) Syarat khutbah jum’at.
Syarat khutbah jum’at antara lain:
1) Khatib harus suci dari hadast dan najis
2) menutup aurat
3) khutbah dimulai setelah masuk waktu sholat dhuhur
4) khutbah dilakukan dengan berdiri (jika mampu)
5) khatib duduk sejenak antara dua khutbah
6) suara khatib terdengar oleh jama’ah
1) Dilaksanakan sebelum sholat Jum’at. Ini berdasarkan amaliyah Rasulullah  SAW.
3) Telah masuk waktu Jum’at, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Anas bin Malik r.a. ia berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW. melaksanakan shalat Jum’at setelah zawal (matahari condong ke Barat)”. (HR. Bukhari). 
4)  Tidak memalingkan pandangan
5)  Rukun khutbah dengan bahasa Arab, ittiba’ kepada Rasulullah SAW
6)  Berturut-turut antara dua khutbah dan shalat
7) Khatib suci dari hadats dan najis, karena berkhutbah merupakan syarat sahnya shalat Jum’at.
8) Khatib menutup ‘aurat, sama dengan persyaratan shalat Jum’at.
9) Dilaksanakan dengan berdiri kecuali darurat, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Ibnu Umar r.a: “Sesungguhnya Nabi SAW. apabila keluar pada hari Jum’at, beliau duduk yakni di atas mimbar hingga muadzin diam, kemudian berdiri lalu berkhutbah”. (HR. Abu Daud). 
10) Duduk antara dua khutbah dengan tuma’ninah, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Ibnu Umar r.a. ia berkata: “Adalah Nabi SAW. berkhutbah sambil berdiri, kemudian duduk, dan berdiri lagi sebagaimana kamu semua melakukannya sekarang ini”. (HR. Bukhari dan Muslim).
11)  Terdengar oleh semua jama’ah
12)  Khatib Jum’at adalah laki-laki
13)  Khatib lebih utama sebagai Imam sholat
b) Rukun khutbah jum’at
Rukun khutbah jum’at yang harus dipenuhi bagi seorang khatib adalah sebagai berikut:
1. Hamdalah, yakni ucapan “Alhamdulillah” , berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir r.a.:
“Sesungguhnya Nabi SAW. berkhutbah pada hari Jum’at, maka (beliau) memuji Allah (dengan mengucap Alhamdulillah) dan menyanjung-Nya”. (HR. Imam Muslim).
2. Syahadat (Tasyahud), yaitu membaca “Asyhadu anla ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa Asyhadu anna Muhammadan abduhu warasuluhu”, berdasarkan hadits Nabi SAW:
“Tia-tiap khutbah yang tidak ada syahadatnya adalah seperti tangan yang terpotong”. (HR. Ahmad dan Abu Dauwd).
3.  Shalawat
4. Wasiyat Taqwa, antara lain ucapan “Ittaqullah haqqa tuqaati
5.  Membaca ayat Al-Qur’an, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir bin Samurah r.a.:  “Adalah Rasulullah SAW. berkhutbah (dalam keadaan) berdiri dan duduk antara dua khutbah, membaca ayat-ayat Al-Qur’an serta memberikan peringatan kepada manusia”. (HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan Tirmidzi).
6.  Berdo’a
Semua rukun khutbah diucapkan dalam bahasa Arab. Empat rukun yang pertama (Hamdalah, Syahadat, Shalawat dan wasiyat) diucapkan pada khutbah yang pertama dan kedua, sedangkan ayat Al-Qur’an boleh dibaca pada salah satu khutbah (pertama atau kedua) dan do’a pada khutbah yang kedua.
c) Adab ketika khutbah sedang berlangsung
1. Jama’ah tenang mendengarkan khutbah dan menghadap kiblat
2. Jama’ah tidak berbicara ketika khutbah sedang berlangsung.
3. Jama’ah berdo’a atau membaca istigfar saat khatib duduk diantara dua khutbah.
d) Beberapa hal yang membatalkan sholat jum’at dan pahala sholat jum’at
Yang membatalkan sholat jum’at ialah semua yang membatalkan sholat fardhu. Yang membatalkan pahala sholat jum’at (saat khuybah berlangsung) adalah:
1. Bercakap-cakap dengan sesama jama’ah.
2. Mengingat atau menegur jama’ah lain yang bercakap-cakap saat khutbah berlangsung.
e) Sunnah-sunnah khutbah jum’at
1. Berdiri di tempat yang tinggi (mimbar)
2.  Memberi salam, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir ra.: “Sesungguhnya Nabi SAW. apabila telah naik mimbar, (beliau) memberi salam”. (HR. Ibnu Majah).
3. Menghadap Jama’ah, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Adi bin Tsabit dari ayahnya dari kakeknya: “Adalah Nabi SAW. apabila telah berdiri di atas mimbar, shahabat-shahabatnya menghadapkan wajah mereka ke arahnya”. (HR. Ibnu Majah).
4.  Suara jelas penuh semangat, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Jabir r.a: “Adalah Rasulullah SAW. apabila berkhutbah kedua matanya menjadi merah, suaranya lantang/tinggi, berapi-api bagaikan seorang panglima (yang memberi komando kepada tentaranya) dengan kata-kata “Siap siagalah di waktu pagi dan petang”. (HR. Muslim dan Ibnu Majah). 
5. Singkat, padat, akurat dan memikat, Rasulullah SAW. bersabda : 
“Adalah Rasulullah SAW. biasa memanjangkan shalat dan memendekkan khutbahnya”. (HR. Nasai dari Abdullah bin Abi Auf).
6.  Gerakan tangan tidak terlalu bebas, berdasarkan hadits Nabi SAW. dari Abdurrahman bin’ Sa’ad bin ‘Ammar bin Sa’ad ia berkata: “Adalah Nabi SAW. apabila berkhutbah dalam suatu peperangan beliau berkhutbah atas anak panah, dan bila berkhutbah di hari Jum’at belaiu berpegangan pada tongkat”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).
7. Seusai khutbah kedua segera turun dari mimbar, berdasarkan hadits Nabi SAW. “Adalah shahabat Bilal itu menyerukan adzan apabila Nabi SAW. telah duduk di atas mimbar, dan ia iqomah apabila Nabi SAW. telah turun”. (HR. Imam Ahmad dan Nasai).
8. Tertib dalam membacakan rukun-rukun khutbah, yaitu: Hamdalah, Syahadat, Shalawat, wasiyat, Ayat Al-Qur’an dan Do’a.

f) Hal-hal yang dimakruhkan dalam khutbah
1.  Membelakangi Jama’ah
2. Terlalu banyak bergerak
3. Meludah
g) Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh khatib:
1.  Melakukan persiapan, mental, fisik dan naskah khutbah
2. Memilih materi yang tepat dan up to date
3.  Melakukan latihan seperlunya
4.  Menguasai materi khutbah
5.  Menjiwai isi khutbah
6.  Bahasa yang mudah difahami
7. Suara jelas, tegas dan lugas
8. Pakaian sopan, memadai dan Islami
9.  Waktu maksimal 15 menit
10. Bersedia menjadi Imam shalat Jum’at
h) Materi khutbah
1.  Tegakkan akidah, murnikan ibadah, perluas ukhuwwah
2. Evaluasi amaliah (ummat) mingguan
3. Kaji masalah secara cermat dan singkat
4.  Berikan solusi yang tepat
5. Tema-tema lokal peristiwa keseharian lebih diutamakan
6.  Hindari materi yang menjenuhkan atau persoalan tanpa pemecahan

B. Ketentuan sholat jenazah
Dalam ketentuan hukum Islam , seorang muslim yang meninggal dunia maka hukum fardlu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk menyelengarakan empat perkara. Salah satu diantaranya ialah menyalatkan jenazah. Bagaimana ketentuan adalah sebagai berikut:
1. Pengertian dan hukum sholat jenazah
Sholat jenazah adalah sholat yang dilakukan karena meninggalnya seorang muslim atau muslimah. Sholat jenazah dilakukan sebanyak 1 raka’at tanpa ruku’ dan sujud. Jumhur ulama’ sepakat bahwa hukum sholat jenazah ialah fardlu kifayah. Maksudnya yaitu apabila sudah ada sekelompok muslim atau muslimah yang menyalatkan maka orang-orang yang lain gugur dalam kewajibannya menyolatkan jenazah. Artinya bebas dari menyolati dan hukumnya tidak berdosa.
2. Syarat dan rukun sholat jenazah
a. Syarat sholat jenazah
Syarat sholat jenazah adalah hal-hal yangharus dipenuhi dalam melaksanakan sholat jenazah. Adapun syarat-syaratnya antara lain:
1. Suci badan dan pakaian, tempat dari hadast dan najis.
2. Menutup aurat dan menghadap kiblat
3. Dilakukan ketika jenazah sudah dimandikan dan dikafani
4. Jenazah diletakkan didepan orang yang shalat kecuali shalat gaib
b. Rukun sholat jenazah
Adapun rukun-rukun sho;at jenazah antara lain:
1. Niat, berdiri, takbir 4 kali.
2. Membaca fatihah
3. Dan shalawat pada nabi
4. Baca doa pada mayit 
5. Salam
3. Sholat ghaib
Sholat ghaib adalah sholat jenazah yang jenazahnya tidak ada bersama orang yang mensholatkan. Mungkin jenazahnya ada ditempat lain atau  telah dikubur.
C. Bacaan-bacaan sholat jenazah
1. Takbir pertama: fatihah
2. Takbir kedua: membaca shalawat
3. Takbir ketiga: doa kepada mayit
4. Takbir ke empat: salam
Shalat Jama’ dan Qashar
Adalah suatu keringanan (rukhshoh) dari Allah bagi para musafir (orang yang dalam perjalanan) yaitu mereka dapat melaksanakan shalat jama’ dan qashar.
1. Shalat Jama’
a. Pengertian Shalat Jama’ dan Dasar Hukumnya
Sholat Jama’ artinya menggabungkan 2 salat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya:
… ثُُمَّ نَزَلَ بِجَمْعٍ بَيْنَهُمَا ….
“… kemudian Beliau turun, lalu menjama’ kedua salat tersebut….” (H.R. Bukhari dan Muslim).
b. Macam-macam shalat Jama’
Shalat yang bias dijama’ adalah Salat Zhuhur dengan Ashar, dan salat Maghrib dengan Isya. Adapun shalat jama’ dibagi kedalam 2 macam, yaitu:
· Jama’ taqdim, yaitu melaksanakan 2 salat fardhu dalam 1 waktu dan dilakukan pada waktu salat pertama. Contoh: Salat Zhuhur dan Ashar dijama’, dan dikerjakan pada waktu Zhuhur.
· Jama’ takhir, yaitu salat jama’ yang dilakukan pada waktu salat yang kedua. Contoh: Salat Maghrib dan Isya dijama’, dan dikerjakan pada waktu Isya
·
c. Kaifiyyat/tatacara Shalat Jama’
Mendirikan salat yang pertama terlebih dahulu (misalnya: Zhuhur/Maghrib) sebanyak 4 atau 3 raka’at, kemudian melaksanakan salat yang kedua (Ashar/Isya) sebanyak 4 raka’at
2. Shalat Qashar
d. Pengertian Shalat Qashar dan Dasar Hukumnya
Shalat Qashar adalah memendekkan/meringkas pelaksanaan salat fardhu yang semestinya 4 raka’at menjadi 2 raka’at. Adapun dalil naqlinya, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa mengqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.” (QS. An-Nisa: 101)
e. Syarat-syaratnya:
· Musafir (tetapi bukan perjalanan untuk berbuat maksiat.
· Jarak yang akan ditempuh ± 90 km.
· Berniat mengqasar salat pada saat takbiratul ihram
· Tidak berimam kepada orang yang salat dengan sempurna
· Dilakukan sesudah melewati batas kota/desa asal
f. Kaifiyyat/tata cara shalat Qashar
Dilakukan dengan cara salat Zhuhur, Ashar, atau Isya diringkas/dikerjakan sebanyak 2 raka’at. Sedangkan salat Maghrib tidak bisa diqasar, jadi tetap 3 raka’at.
Sedangkan yang dimaksud dengan shalat Jama’ Qashar adalah menggabungkan (menjama’) 2 salat fardhu dalam satu waktu sekaligus meringkas (mengqasar) raka’atnya yang semula 4 raka’at menjadi 2 raka’at

Jawablah pertanyaan-prtanyaan dengan jelas
1.     Tuliskan salah satu dalil naqli dari ayat al qur'an yang berkaitan dengan shalat jum'at !
2.     Kapan waktu pelaksanaan shalat jum'at .?
3.     Kenapa sebelum shalat jum'at harus ada khutbah terlebih dahulu .?
4.     Sebutkan kondisi seorang muslim yang boleh tidak melaksanakan shalat jum'at .?
5.     Shalat jum'at di laksanakan secara ....?
6.     Berapa raka'at shalat jum'at ..?
7.     Imam ketika membaca surah pada shalat jum'at maka akan ....!
8.     Seroang muslim yang ada udhur syar'i tidak shalat jum'at wajib mengerjakan shalat ....?
9.     Apa hukum shalat jum'at bagi laki-laki yang sudah mukallaf .?
10.  Dimanakan biasanya tempat pelaksanaan shalat jum'at .?
Lembar Jawaban difoto kirim ke wa lalu disimpan dikumpulkan waktu masuk sekolah

klik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

e-learning Fiqih kelas 7f

SHOLAT WAJIB SELAIN SHOLAT 5 WAKTU A. Ketentuan sholat dan khutbah jum’at Pembahasan ketentuan sholat dan khutbah jum’at meliputi pe...